Sitopatologi
Sitopatologi
atau patologi seluler adalah cabang ilmu patologi anatomi
yang mempelajari perubahan di tingkat sel akibat dari suatu penyakit.
Sitopatologi berurusan dengan pemeriksaan mikroskopis atas sel seseorang secara
keseluruhan yang diperoleh dari usapan atau aspirasi jarum tajam. Sitopatologi
berbeda dengan histopatologi. Histopatologi mengacu pada pemeriksaan mikroskopik
jaringan untuk mempelajari manifestasi penyakit. Secara khusus, dalam
pengobatan klinis, histopatologi mengacu pada pemeriksaan spesimen biopsi atau bedah oleh ahli patologi, setelah spesimen diproses dan bagian histologis
ditempatkan ke preparat kaca. Sebaliknya, sitopatologi memeriksa sel-sel bebas
atau fragmen jaringan. Sitopatologi berurusan dengan pemeriksaan mikroskopis
atas sel seseorang secara keseluruhan yang diperoleh dari usapan atau sayatan
dengan menggunakan jarum tajam.
Sitopatologi
merupakan ilmu turunan dari ilmu sitologi yaitu ilmu yang mempelajari sel. Hal yang dipelajari dalam
biologi sel mencakup sifat-sifat fisiologis sel seperti struktur dan organel
yang terdapat di dalam sel, lingkungan dan antaraksi sel, daur hidup sel,
pembelahan sel dan fungsi sel (fisiologi), hingga kematian sel. Hal-hal
tersebut dipelajari baik pada skala mikroskopik maupun skala molekular, dan sel
biologi meneliti baik organisme bersel tunggal seperti bakteri maupun sel-sel
terspesialisasi di dalam organisme multisel seperti manusia.
Teknik yang digunakan dalam
sitopatologi merupakan bagian dari teknik klinis patologi anatomi, akan tetapi
dalam sitopatologi hanya berorientasi pada sel bukan jaringan (histopatologi).
Berikut perlengkapan yang diperlukan untuk teknik sitopatologi :
1. Scalpel untuk memotong jaringan menjadi ukuran lebih kecil yaitu sel.
2. Pensil dan kertas untuk memberi tanda/kode jaringan.
3. Cassette berukuran kurang lebih 3 x 4 x 1 cm untuk menaruh sel yang akan
diteliti.
4. Tabung gelas berukuran 500- 1000 cc sebanyak kurang lebih 10
buah untuk proses dehidrasi, clearing dan bloking dengan parafin.
5. Microtome untuk memotong jaringan setebal 4-7 um.
6. Waterbath untuk mengembangkan hasil potongan jaringan yang ditaruh diobyek
gelas.
7. Mesin pemanas (incubator
temp 56oC – 60oC) untuk mencairkan parafin selama proses
blocking.
8. Kulkas untuk menyimpan bahan kimia dan menyimpan hasil blocking.
9. Gelas obyek dan gelas penutup (cover).
10. Light/ compound mikroskop.
Adapun tahapan teknik histopatologi
adalah sebagai berikut :
1.
Fiksasi ; bertujuan agar jaringan diusahakan mati secepatnya sehingga
tidak terjadi perubahan pasca mati (autolisis post mortem) sehingga struktur
jaringan sampel dapat dipertahankan seperti saat sampel masih hidup.
2.
Preparasi organ atau jaringan target dari sampel ; Seluruh organ target dalam
pemeriksaaan dimasukkan dalam embedding
cassete.
3.
Dehidrasi ; Tahap ini merupakan proses menarik air dari jaringan dengan
menggunakan bahan kimia tertentu.
4.
Clearing ; Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan bahan kimia dehidrasi
sehingga contoh sampel menjadi transparan.
5.
Infiltrasi ; Teknis histologi ini untuk menyusupkan paraffin ke dalam
jaringan sampel untuk menggantikan xylol yang telah hilang, sehingga sampel
tidak rusak waktu pemotongan dengan mikrotom.
6.
Teknik embedding ; Sampel yang sudah diiris pada
bagian yang mengalami perubahan dimasukkan kedalam cassete embedding yang sudah
diberi label dengan menggunakan pensil.
7.
Pemotongan ; Pemotongan dilakukan dengan menggunakan mikrotom dengan
ketebalan irisan 4-6 um.
8.
Pewarnaan jaringan dan sediaan preparat ; Pewarnaan ini dipergunakan
dengan teknik pewarnaan ganda haematoksilin dengan eosin.
9.
Pengamatan ; Pengamatan hasil untuk diagnosis dengan metode komparasi dibawah
mikroskop cahaya pada pembesaran 100-1000 x
Terima Kasih sudah
bekunjung di blog labpatologianatomi ini...
Dalam blog ini akan Kami share
segala sesuatu seputar patologi anatomi
Kami pun menyediakan
segala keperluan laboratorium patologi anatomi (khususnya) dan laboratorium
umum...
Untuk info lebih lanjut, silahkan kunjungi link di
bawah ini :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar