Jumat, 18 Januari 2013

IMUNOHISTOKIMIA



IMUNOHISTOKIMIA
Imunohistokimia adalah suatu metode kombinasi dari anatomi, imunologi dan biokimia untuk mengidentifikasi komponen jaringan yang memiliki ciri tertentu dengan menggunakan interaksi antara antigen target dan antibodi spesifik yang diberi label. Imunohistokimia merupakan suatu cara pemeriksaan untuk mengukur derajat imunitas atau kadar antibodi atau antigen dalam sediaan jaringan. Nama imunohistokimia diambil dari nama immune yang menunjukkan bahwa prinsip dasar dalam proses ini ialah penggunaan antibodi dan histo menunjukkan jaringan secara mikroskopis. Dengan kata lain, imunohistokimia adalah metode untuk mendeteksi keberadaan antigen spesifik di dalam sel suatu jaringan dengan menggunakan prinsip pengikatan antara antibodi (Ab) dan antigen (Ag) pada jaringan hidup. Pemeriksaan ini membutuhkan jaringan dengan jumlah dan ketebalan yang bervariasi tergantung dari tujuan pemeriksaan.
Teknik imunohistokimia bermanfaat untuk identifikasi, lokalisasi, dan karakterisasi suatu antigen tertentu, serta menentukan diagnosis, therapi, dan prognosis kanker. Teknik ini diawali dengan pembuatan irisan jaringan (histologi) untuk diamati dibawah mikroskop. Interaksi antara antigen-antibodi adalah reaksi yang tidak kasap mata. Tempat pengikatan antara antibodi dengan protein spesifik diidentifikasi dengan marker yang biasanya dilekatkan pada antibodi dan bisa divisualisasi secara langsung atau dengan reaksi untuk mengidentifikasi marker. Adapun beberapa marker yang berupa senyawa berwarna antara lain :
·           Luminescence
·           Zat berfluoresensi : fluorescein, umbelliferon, tetrametil rodhamin
·           Logam berat : colloidal, microsphere, gold, silver, label radioaktif
·           Enzim : Horse Radish Peroxidase (HRP) dan alkaline phosphatase.
Enzim (yang dipakai untuk melabel) selanjutnya direaksikan dengan substrat kromogen (yaitu substrat yang menghasilkan produk akhir berwarna dan tidak larut) yang dapat diamati dengan mikroskop bright field (mikroskop bidang terang). Akan tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan khususnya dunia biologi, teknik imunohistokimia dapat langsung diamati (tanpa direaksikan lagi dengan kromogen yang menghasilkan warna) dibawah mikroskop fluorescense.
Langkah-langkah dalam melakukan imunohistokimia dibagi menjadi 2, yaitu preparasi sampel dan labeling. Preparasi sampel adalah persiapan untuk membentuk preparat jaringan dari jaringan yang masih segar. Preparasi sample terdiri dari pengambilan jaringan yang masih segar, fiksasi jaringan biasanya menggunakan formaldehid, embedding jaringan dengan parafin atau dibekukan pada nitrogen cair, pemotongan jaringan dengan menggunakan mikrotom, deparafinisasi dan antigen retrieval untuk membebaskan epitop jaringan, dan bloking dari protein tidak spesifik lain. Sampel labeling adalah pemberian bahan-bahan untuk dapat mewarnai preparat. Sampel labeling terdiri dari imunodeteksi menggunakan antibodi primer dan sekunder, pemberian substrat, dan counterstaining untuk mewarnai jaringan lain di sekitarnya. Antibodi adalah suatu imunoglobulin yang dihasilkan oleh sistem imun dalam merespon kehadiran suatu antigen tertentu. Antibodi dibentuk berdasarkan antigen yang menginduksinya. Beberapa antibodi yang telah teridentifikasi adalah IgA, IgD, IgE, IgG, dan IgM. Antigen adalah suatu zat atau substansi yang dapat merangsang sistem imun dan dapat bereaksi secara spesifik dengan antibodi membentuk kompleks terkonjugasi. Ikatan antibodi-antigen divisualisasikan menggunakan senyawa label/marker.
IHC merupakan teknik deteksi yang sangat baik dan memiliki keuntungan yang luar biasa untuk dapat menunjukkan secara tepat di dalam jaringan mana protein tertentu yang diperiksa. IHC juga merupakan cara yang efektif untuk memeriksa jaringan. Teknik ini telah digunakan dalam ilmu saraf, yang memungkinkan peneliti untuk memeriksa ekspresi protein dalam struktur otak tertentu. Kekurangan dari teknik ini adalah kurang spesifik terhadap protein tertentu tidak seperti teknik imunoblotting yang dapat mendeteksi berat molekul protein dan sangat spesifik terhadap protein tertentu. Teknik ini banyak digunakan dalam diagnostik patologi bedah terhadap kanker, tumor, dan sebagainya. Adapun marker untuk diagnosa IHC adalah sebagai berikut:
  • Carcinoembryonic antigen (CEA): digunakan untuk identifikasi adenocarcinoma.
  • Cytokeratins: digunakan untuk identifikasi carcinoma tetapi juga dapat terekspresi dalam beberapa sarkoma.
  • CD15 and CD30 : digunakan untuk identifikasi Hodgkin's disease
  • Alpha fetoprotein: untuk tumor yolk sac dan karsinoma hepatoselluler
  • CD117 (KIT): untuk gastrointestinal stromal tumors (GIST)
  • CD10 (CALLA): untuk renal cell carcinoma dan acute lymphoblastic leukemia
  • Prostate specific antigen (PSA): untuk prostate cancer estrogens dan progesterone staining untuk identifikasi tumor
  • Identifikasi sel B limfa menggunakan CD20
  • Identifikasi sel T limfa menggunakan CD  3






Terima Kasih sudah bekunjung di blog labpatologianatomi ini...
Dalam blog ini akan Kami share segala sesuatu seputar patologi anatomi
Kami pun menyediakan segala keperluan laboratorium patologi anatomi (khususnya) dan laboratorium umum...
Untuk info lebih lanjut, silahkan kunjungi link di bawah ini :
www.biosm-indonesia.com

17 komentar:

  1. Terimakasih penjelasannya..
    Dimanakah kita bisa melakukan Imunohistikimia ini.

    Apakah betul bahwa tindakan ini hanya dapat dilakukan di RS DHARMAIS?
    Apakah betul bahwa tindakan ini tidak di Cover oleh BPJS?
    Apakah betul biayanya sampai 3juta?

    Terimakasih atas perhatian yang diberikan.

    BalasHapus
  2. Ijin mau Tanya has labs... Kalo cd10 positif, cd3 positif (normal), cd5 negatif, Ki-67 <30% artinya apa ya? Mohon pencerahan

    BalasHapus
  3. Terima kasih.. saya pasien dari RS Dharmais ada PA ke 2 harus cek IMONUHISTOKIMIA.. semoga hasil PA ke 2 saya baik2 saja ...

    BalasHapus
  4. Ditanggung klo recomen dri doktrr

    BalasHapus
  5. Ibu saya cek ihk di Rs. Nasional cipto
    Itu gratis pakai bpjs

    BalasHapus
  6. Ibu saya akan d rujuk ke semarang RS karyadi..dr hsl lab ada tindakan imunohistokimia cd20 cd3 cd5...apakah tercover bpjs?

    BalasHapus
  7. Terima kasih penjelasan nya semoga bermanfaat

    BalasHapus
  8. Butuh waktu brapa lama untuk histokimia untuk kasus limfoma

    BalasHapus
  9. Adik saya kasus limfoma non hodgkin.. Setekah cek imunohistokimia .. Dokter menyarankan tuk cek antibodi di labor UI.. Kami dr palembang.. Nah ktnya bisa ditanggung BPJS tp dikasih rujuruj harus lergi sendiri ksn.. Tapi ada alternatif lain pasien umum biaya ongkos sm biasa cek anti bodi tu byr sendir biayaya cukup mahal krn dihitung 1 macam antibodi . Tdk bisa dipasdipas brp jenis antibodi ya.. Pertanyaan saya apa beda ya cek imunohistokimia sm antibodi..bisakah kalau cukup imunohistokimia aja tdk perlh cem antibodi ya?

    BalasHapus
  10. Imunohistokimia sama g dengan skemoterapy

    BalasHapus
  11. Apakh hsl PA dari corbiopsi bs dipakai utk pemeriksaan IHK?atau hrs diambil jaringan baru lg dari kanker tulangnya?

    BalasHapus
  12. imunohistokimia sama kah dengan kemoterapi

    BalasHapus
  13. Berapa lama ya hasil tes Ihc bisa keluar ??, Terimakasih

    BalasHapus
  14. mohon info untuk pemeriksaan maltoporin, endolysin, holin untuk e coli dengan IHC untuk penelitian saya. mohon bantuannya, terimakasih

    BalasHapus